Sabtu, 02 Juli 2011
(Kasihan si dara yang menyendiri)
Irama syahdu merdu terdengar berdendang,
Seakan menjadikan dunia maya sebagai santapan dara bersendirian,
Mendayu-dayukan puisi lagu yang kian hari berkumandang,
Harapan cedera dihiris sebuah cinta kenangan,
Tidakkan lenyap kumpulan pantun sidara,
Menjadikan kami sebagai hiburan teman di kala malam,
Melakar dan membalas ucap menghimpun bicara,
Ku abadikan setiap kenangannya hingga silam.
Sungguhlah hebat si dara menyampaikan puisi sebagai hiasan
Dalam ujian hidupnya masih saja berkarya
Pujangga bukan sastrawan pun bukan
Usah dinanti maka hatimu akan terluka,
Salam semua buat si dara..
H
arap ceria hari nih ya.
Hanya kesunyian malam yang selalu menemaniku
Di setiap malam menjelang larut.
Tiada angin, tiada bintang dan tiada rembulan.
Hanya ditemani oleh dinding-dinding kamar yang selalu setia menemaniku.
Di depan layar leptop tuaku yang setia mendampingi disaat aku lagi menyendiri.
Membuat sebuah tulisan-tulisan indah sebagai puisi dihati.
Ku selalu membayangkan nasib ku mengapa jadi begini.
Mengapa ku selalu susah untuk mendapat kan sebuah kebahagiaan.
Terkadang ku memikirkan betapa mahalnya untuk meperoleh nilai kebahagiaan tersebut.
Penyesalan yang selalu ada menghantui disetiap malamku.
Indahnya kebahagian dimasa lalu tak dapat kulupakan.
Seiring berjalannya waktu pagi berganti siang, siang berganti sore dan sore berganti malam.
Betapa hari-hari ini sungguh membuatku lelah untuk melangkah.
Sering bila malam menjelang kadang ku menangis ditengah malam yang sunyi.
Tak ada yang merasakan betapa ku sangat membutuhkan pertolongan.
Akankah ku dapat melepaskan dari kesedihanku ini?
Adakah seseorang yang dapat membuatku terhindar dari segala penderitaan.
Aku juga merasakan betapa diluar sana orang dengan lelapnya menikmati malam.
Tapi entah kenapa bagiku sulit untuk merasakan lelapnya tidur.
Rambut-rambut dikepala sudah banyak yang memutih.
Seiring dengan bertambahnya pemikiranku membuat tulisan-tulisan indah untuk orang lain.
Sebatang rokok selalu saja menjadi teman setiaku dikala ku sendiri dan berfikir.
Kadang kududuk sendiri untuk mencari inspirasi diwarung kopi.
Sesaaat terlintas dipikiranku bahwa dunia ini semakin lama semakin kian mengecil.
Dengan bertambahnya manusia-manusia dan lapangan pekerjaan selama ini semakin sulit di raih.
Mungkinkah ku dapat melawati sesulitnya penderitaan ini?
Selalu saja ku mencoba untuk mencapai sebuah impian, tapi yang ada hanya kegagalan yang terjadi.
Hingga impian ini selalu saja membuatku sulit untuk menikmati lelapnya malam.
Bertanya-tanya selalu didalam hati, mengapa cobaan ini begitu menyiksa diri.
Kulihat teman-temanku disana indahnya merasakan impian.
Tetapi mereka tidak tahu bahwa disini aku sedang bersedih.
Hanya terlihat rautan wajah yang berseri-seri, tetapi hati kecilku menangis.
Terkadang ku marah pada diri sendri, setiap yang ku kerjakan selalu tak berarti.
Aku bukan iri melihat orang-orang diluar sana merasakan indahnya impian.
Tetapi aku sangat ingin sekali seperti mereka.
Ku bakar lagi sebatang rokok yang telah habis dihisap.
Satu-persatu kurasakan nikmatnya merokok, tanpa ku perdulikan bahanya yang mengancam.
Tubuh ku sangat lelah sekali dan pikiranku semakin bertambah.
Seiringnya waktu yang terus berganti, tak kusadari ternyata malam ini sudah menjelang subuh hari.
Azan subuh telah memanggil, menyadarkan aku bahwa sudah waktunya untuk shalat.
Oh benar-benar malam ku hilang sudah berganti dengan pagi.
Kesedihanku hilang dibawa oleh lenyapnya sang malam.
Oh malam, malam esok kita akan jumpa lagi dengan sebuah nyanyian hati.
Selamat tinggal malamku, selamat datang pagi yang sunyi.
Air mata disapu oleh dinginnya pagi ini.
Malaaammm,,, kapankah aku dapat menikmati lelapnya tidur dibuai oleh angin lelapmu.
Oh malam,,.. oh malam ku… aku sangat bersedihhh….. ‘’’’’
Tulisan ku ini ungkapan dari isi hati yang terdalam by Fadli Syahputra, SKM
Langganan:
Komentar (Atom)

